TERJEMAHAN: beruang setan
HABITAT: hutan gunung
MAKANANNYA: omnivora
PENAMPILAN: Seekor beruang yang telah hidup untuk waktu yang sangat lama dan berubah menjadi yōkai disebut onikuma, atau beruang iblis. Onikuma terus tumbuh dan mencapai ukuran yang jauh lebih besar daripada beruang alami terbesar sekalipun. Mereka berjalan dengan dua kaki dan cukup besar untuk membawa sapi dan kuda, dan dapat dengan mudah menyingkirkan batu-batu besar daripada sepuluh orang yang tidak bisa bergerak. Mereka begitu kuat sehingga mereka bahkan bisa menghancurkan monyet dengan telapak tangan mereka.
PERILAKU: Perilaku Onikuma sangat mirip dengan beruang biasa. Mereka tinggal jauh di pegunungan, jauh dari manusia. Mereka aktif di malam hari. Mereka berburu dan mengais dan bisa makan apa saja. Mereka jarang keluar dari habitatnya, tetapi seperti beruang biasa, kadang-kadang akan muncul dari hutan ke desa untuk mencari makanan.
INTERAKSI: Karena sifat penyendiri mereka, pertemuan antara onikuma dan manusia sangat jarang. Namun, ketika hal itu terjadi, mereka sering melakukan kekerasan. Onikuma kadang-kadang berkeliaran ke daerah yang dihuni manusia ketika ada makanan yang mudah didapat — ini biasanya berarti ternak. Onikuma mampu mencuri sapi dan kuda dan berjalan ke hutan dengan mereka di tangan. Ketika ini terjadi, penduduk desa tidak punya pilihan selain mencoba berburu dan membunuh onikuma.
Untuk berburu onikuma, diperlukan taktik khusus. Pertama, pemburu menggunakan kayu yang kuat untuk membangun struktur kayu yang kokoh menyerupai casing sumur persegi. Ini ditutupi dengan tanaman merambat wisteria dan dimasukkan untuk menyumbat pintu masuk sarang onikuma. Kemudian, tongkat dan sikat didorong masuk melalui lubang sempit di sekitar colokan ruang baca. Onikuma akan menarik benda-benda ini ke dalam sarang dan menumpuknya di belakang, seperti sarang. Karena semakin banyak yang dimasukkan, ruang kerja akan terisi hingga tidak ada ruang lagi, dan onikuma akan mendorong jalan keluar melalui colokan yang tertutup pohon anggur. Kemudian, ia ditikam dengan tombak panjang dan ditembak dengan senapan.
Taktik semacam itu digunakan selama era Kyōhō (1716-1736) untuk membunuh onikuma. Kulit yang diambil dari binatang itu cukup besar untuk menutupi lebih dari enam tikar tatami.