Profil Dewa Karura


TERJEMAHAN: berasal dari dewa Hindu Garuda
ALTERNATE NAMES: konjichō (burung bersayap emas)
HABITAT: Shumisen (alias Gunung Meru)
MAKANAN: naga

PENAMPILAN: Karura adalah ras para dewa besar yang bernafas api.  Mereka humanoid dalam penampilan, dengan kepala dan sayap elang. Mereka memiliki kulit merah, dan bulu merah dan emas.  Karura menakutkan.  Mereka menghembuskan api dari paruh mereka. Mengepakkan sayap mereka terdengar seperti guntur, dan menciptakan hembusan angin yang begitu kuat sehingga mereka dapat mengeringkan danau, merobohkan rumah-rumah, dan menutupi seluruh kota dalam kegelapan.  Lebar sayap raksasa mereka adalah 330 yojana, dan mereka dapat melompati 3.360.000 li dalam satu ikatan.  (Panjang satu yojana dan satu li sangat bervariasi dari satu negara ke negara dan era ke era — yojana dapat mengukur di mana saja antara 1,6 km hingga lebih dari 13 km, dan satu li dapat mengukur di mana saja antara 400 m dan 3,9 km.)

PERILAKU: Karura mendiami Tendo, alam surga. Mereka ditemukan di Shumisen (dikenal sebagai Gunung Meru dalam bahasa Inggris), gunung suci dengan lima puncak yang ada di pusat alam semesta.  Mereka membuat rumah mereka di pohon, dan hidup di kota-kota diatur oleh raja. Mereka adalah musuh bebuyutan naga — sekelompok makhluk yang mencakup naga dan ular — dan memakannya sebagai makanan utama mereka.

INTERAKSI: Karura disembah di beberapa cabang agama Buddha esoteris.  Karena karura adalah musuh naga dan ular, mereka dipandang sebagai lawan dari hal-hal yang terkait dengan makhluk ini. Mereka adalah penjaga yang menjauhkan ular dan naga berbisa.  Mereka melindungi dari racun dan penyakit.  Mereka bahkan membantu melawan hujan dan topan yang berlebihan.  Karena mereka adalah pemangsa yang sangat kejam, mereka juga dipandang sebagai perusak dosa, melahap ketidakmurnian spiritual orang-orang beriman sama seperti mereka memakan naga.

ASAL: Karura berasal dari dewa Hindu Garuda, elang raksasa yang melayani sebagai gunung Wisnu. Garuda dimasukkan ke dalam cerita rakyat Budha, di mana ia menjadi ras para dewa seperti elang yang kuat.  Mereka kemudian dibawa bersama dengan Buddhisme ke Cina, dan akhirnya ke Jepang.  Nama karura berasal dari pengucapan bahasa Jepang Garuda.

Karura adalah salah satu hachi bushū — delapan legiun.  Ini adalah delapan kelas makhluk gaib yang dikonversi menjadi Buddhisme oleh Buddha. Delapan ras hachi bushū adalah sepuluh (dewa dalam bahasa Sansekerta), tatsu (naga), yasha (yaksa), kendatsuba (gandharva), ashura (asura), karura (garuda), kinnara, dan magoraka (mahoraga). Semua makhluk ini adalah penghuni Tendo (tingkat keberadaan tertinggi) kecuali untuk ashura, yang tinggal di Ashurado (tingkat keberadaan tertinggi ketiga).

Subscribe to receive free email updates: